Belum Ada Tambahan Pasukan Untuk Papua
PRAJURIT TNI di Papua belum perlu ditambah menyusul terjadinya penembakan terhadap pesawat komersial milik Trigana Air pada Hari Minggu Lalu. Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan, kasus penembakan ini perlu didalami lebih lanjut guna memastikan pelaku penembakan. “Harus didalami dulu, karena kalau separatis, maka TNI bergerak, tetapi kalau itu kriminal, maka kepolisian yang akan mengusut, ”kata Purnomo Yusgiantoro usai menghadiri peringatan HUT TNI AU Ke-66 di Halim Perdanakusuma Jakarta, Senin (9/4).
Hingga saat ini, kata dia, terdapat empat batalyon pasukan TNI di wilayah Papua. Pasukan ini bertugas menjaga wilayah perbatasan Indonesia. “Untuk pasukan dari luar hanya ditempatkan di perbatasan. Ada empat batalyon di perbatasan,”kata Menhan.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat, menambahkan, pihaknya menunggu perintah dari pimpinan TNI untuk membantu mengungkap peristiwa penembakan tersebut. Meski begitu, personel TNI AU, diantaranya Pasukan Khas (Paskhas) telah berada di Papua untuk mengamankan radar yang ditempatkan di wilayah tersebut. “Kebetulan di Biak, Merauke dan Timika ada radar yang harus dijaga. Pasukan ini bisa sewaktu-waktu digerakkan,”kata Imam.
Pesawat Twin Otter milik Trigana Air dengan kode lambung PK-YRF ditembak saat hendak mendarat di Bandara Mulia. Pilot Bebi Astek terkena tembakan di bagian kaki dan co pilot Willy terkena serpihan peluru di jarinya sehingga tidak dapat mengendalikan pesawat sehingga pesawat menabrak gudang di lapangan terbang.
Satu orang wartawan Papua Pos, Leiron Kgoya (35) tewas tertembak di bagian leher, sementara tiga orang penumpang lainnya luka-luka dan kini sedang mendapatkan perawatan.
Jurnas.com
Hingga saat ini, kata dia, terdapat empat batalyon pasukan TNI di wilayah Papua. Pasukan ini bertugas menjaga wilayah perbatasan Indonesia. “Untuk pasukan dari luar hanya ditempatkan di perbatasan. Ada empat batalyon di perbatasan,”kata Menhan.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat, menambahkan, pihaknya menunggu perintah dari pimpinan TNI untuk membantu mengungkap peristiwa penembakan tersebut. Meski begitu, personel TNI AU, diantaranya Pasukan Khas (Paskhas) telah berada di Papua untuk mengamankan radar yang ditempatkan di wilayah tersebut. “Kebetulan di Biak, Merauke dan Timika ada radar yang harus dijaga. Pasukan ini bisa sewaktu-waktu digerakkan,”kata Imam.
Pesawat Twin Otter milik Trigana Air dengan kode lambung PK-YRF ditembak saat hendak mendarat di Bandara Mulia. Pilot Bebi Astek terkena tembakan di bagian kaki dan co pilot Willy terkena serpihan peluru di jarinya sehingga tidak dapat mengendalikan pesawat sehingga pesawat menabrak gudang di lapangan terbang.
Satu orang wartawan Papua Pos, Leiron Kgoya (35) tewas tertembak di bagian leher, sementara tiga orang penumpang lainnya luka-luka dan kini sedang mendapatkan perawatan.
Jurnas.com
No comments for "Belum Ada Tambahan Pasukan Untuk Papua"
Post a Comment